skip to main |
skip to sidebar
RINSIP DASAR SENI RUPA
Yang dimaksud Prinsip Dasar Seni Rupa adalah :
Pengetahuan dasar untuk berkarya seni rupa merupakan syarat mutlak yang
harus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya seni rupa dalam bentuk
dua Demensi maupun Karya seni Rupa tiga Demensi.
Secara Scematis dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Komposisi ialah : Suatu cara dan ketentuan untuk mengatur,
mengusun, meramu (menyampur) dengan dasar kaidah-kaidah yang ada, hingga
mewujudkan, suasana tatanan yang harmonis, kaidah-kaidah yang dimaksud
dapat dibagi dua tahap proses yang sebenarnya kesemuanya itu adalah
merupakan satu kesatuan teknis yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain karena saling mendukung untuk mendapatkan hasil karya seni yang
bermutu atau yang berkwalitas, namun demikian untuk permulaan belajar
dapat menggunakan kaidah dasar lebih dulu, karena dengan menggunakan
kaidah dasar tersebut sudah bisa dilihat hasilnya walaupun belum tuntas
penyelesaiannya.
Contoh penerapan komposisi yang sifatnya
1.1.
Mengatur : bagaimana seorang disainer Interior mengatur perabot
rumah, hiasan, foto dalam satu ruangan yang masing-masing disebut
elemen estetik.
1.2 Menyusun : bagaimana seorang disainer
seni grafis menyusun huruf, kata-kata, kalimat, gambar dalam satu bidang
media cetak majalah atau surat kabar.
1.3 Meramu : Kata
meramu juga bisa diartikan mencampur bagaimana cara seorang pelukis
mencampur warna, dan seorang opoteker meramu obat dengan memperhatikan
kadar bahan yang dipakai
2. BALANCE Keseimbangan) yang dimaksud
ialah cara mengatur beberapa benda atau bidang dalam satu bidang kertas
gambar aar hasilnya serasi dan harmonis.
Ada beberapa macam keseimbangan dalam mengatur bentuk/warna dalam gambar
2.1 Keseimbangan Simetri : “keseimbangan yang diterapkan pada
pengatura benda atau bidang yang sama bentuknya, atau jika gambar
tersebut dibagi dua merupakan satu bentuk yang dibagi dua sama besar
atau sama dan sebangun.
2.2 Keseimbangan a Simetris =
keseimbangan yang diterapkan pada pengaturan benda atau beberapa bentuk /
warna yang tidak sama ukuran besar kecilnya benda, atau tidak sama
posisinya caa meletakkannya.
2.3 Keseimbangan Skew Simetri =
keseimbangan yang diterapkan pada beberapa bentuk benda atau bidang yang
sama tapi sehadap penerapannya banyak dipergunakan untuk menggambar
hiasan.
3. Penerapan faktor keseimbangan dalam pekerjaan sehari-hari ada tiga macam yaitu :
3.1 Visualize Balance : keseimbangan yang dapat dinilai melalui
pengamatan dan dapat diukur segi besar/kecil, panjang pendek,
wujudnya berupa bentuk benda dua dimensi. Missal gambar ilustrasi,
gambar hiasan, lukisan, foto.
3.2 Audio “balance” merupakan
faktor keseimbangan pada satu karya yang dapat dinikmati/dihayati
melalui panca indera telinga/pendengaran. Missal mendengarkan musik,
mengguakan alat Bantu tape recorder sterio pada tape sterio tersebut ada
dua Loud Speaker yang masing-masing berfungsi untuk menggetarkan suatu
yang dapat diseimbangkan melalui potensio Balance.
3.3
Konstruktif Balance : penerapan keseimbangan pada karya yang
mempergunakan ukuran berat ringan bentuk benda maupun tiga dimensi,
misal : bangunan rumah, monument, patung. Dimana orang untuk mendirikan
suatu bangunan dalam menentukan bentuk kontruksinya harus
mempertimbangkan faktor keseimbangan jika tidak maka berakibat bangunan
akan mudah roboh, atau mudah rusak.
4. PROPORSI (Perbadingan)
Semua wujud benda yang ada di alam ini masing-masing mempunyai
perbandingan atau proporsi anara benda satu dengan yang lain atau
bagian-bagian dalam satu unit benda. Benda-benda yang dimaksud tersebut
bisa benda ciptaan Tuhan, benda alam bisa benda buatan manusia. Jika
kita perhatikan ukuran-ukuran benda yang kita lihat sehari-hari
mempunyai ketentuan ukuran yang sifatnya normatif terdapat benda-benda
mati, benda hidup, atau makhluk hidup.
Benda mati seperti : meja, kursi, mobil dll
Benda hidup : berupa tumbuh-tumbuhan mulai drai rumput, pohon, bunga-bungaan, dll
Dalam penerapannya proporsi (perandingan) ada dua kemungkinan yaitu :
4.1 Proporsi yang diterapkan pada karya seni rupa dua Dimensi
4.2 Proporsi yang diterapkan pada karya seni rupa tiga dimensi
4.1 Proporsi pada karya seni rupa dua dimensi
4.1.1 Proporsi pada bidang ditinjau dari ukuran sisi bidang panjang
dan lebar, secara umum digunakan menurut golden saction yang dipakai
sejak zaman kuno, yaitu ukuran P : K = (2:3) (4:3) (5:7) dan
seterusnya.
Contoh : pada kertas gambar, yang kita gunakan berukuran
: 20 : 30 cm atau 30 : 40 cm juga seperti pas foto 4 : 6 = 4 cm x 6 cm
pada bangunan diterapkan pada : Panjang/lebar jendela/pintu, mungkin
juga pada ruangan.
Untuk menerapkan benuk benda pada kertas gambar
atau pada kanvas seperti menggambar alam benda maka penerapannya
proporsinya yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut
4.1.2
Proposal antara besar gambar dengan luas kertas gambar untuk
mempermudah dapat dilakukan dengan cara yang ideal adalah menentukan
bidang 2/3 luas kertas gambar adalah merupakan besar gambar.
Contoh : Cara menentukan 2/3 bagian dari luar kertas gambar
1. Bagilah sisi panjang menjadi 6 ruas
2. Bagilah pula sisi lebar menjadi 6 ruas
3. Hubungkan titik-titik 1/6 dari sudut kertas atau ke bawah dan dari kiri ke kanan.
4.2 Proporsi pada karya seni rupa 3 dimensi
4.2.1 Proporsi antara benda satu dengan benda lain yang ukurannya sudah tertentu (normatif)
Misal : Gelas dengan Teko
4.2.2 Proporsi antara satu dengan yang lain dalam satu unit benda misal sebuah cangkir perhatikan tiga gambar.
Contoh : bandingkan mana yang benar dan mana yang salah antara pegangan cangkir dengan body cangkir.
5. FAKTOR UNITY (Kesatuan) : Kesatuan yang dimaksud disini adalah
kesatuan yang ditinjau dari segi penataan/pengaturan/penerapan atau
rangkaian (inte-atif) hingga benda-benda yang diatur dalam gambar satu
sama lain saling mendukung, apabila dikurangi salah satu bagian akan
terjadi ketidak wajaran atau ketidak seimbangan.
Ada dua macam yaitu :
5.1 Kesatuan antara bagian-bagian benda dalam satu unit benda, bila
benda tersebut pada satu nama misal : Teko, cangkir, dengan jelas dapat
secara normatif apa bila benda tersebut adalah teko, karena adanya
elemen-elemen yang mendukung dalam satu kesatuan misal : pada teko
tersebut ada body, penyangga, tutup, tempat pansuran air, dan
elemen-elemn tersebut benar-benar punya ukuran tertentu yang normatif.
5.2 Kesatuan dalam penataan (penerapan) bagaimana menata / mengatur
benda yang nampak satu sama lain saling mendukung hingga menghasilkan
penataan yang serasi / artistik dalam melakukan pekerjaan menggambarkan
yang terdiri beberapa benda maka faktor kesatuan (unity) sangat
menentukan kebenaran kualitas pekerjaan tersebut.
Contoh : jika
kita amati gambar dibawah ini akan merupakan perbedaan yang jelas antara
kesatuan dalam penataan dan kesatuan dalam satu unit benda.
Kaidah-kaidah tersebut merupakan persyaratan mutlak untuk membuat karya
gambar / lukis yang sangat rrendasar juga merupakan faktor yang sangat
mendukung agar karya penataan ruang bermutu atau bernilai tinggi.
Dalam taraf permulaan ketiga kaidah tersebut sudah dapat dipergunakan
untuk membuat satu karya misal karya gambar bentuk untuk mengerjakan
gambar ada dua macam cara untuk menentukan obyek yaitu :
1. Menggambar dengan model (material)
2. Menggambar tanpa model (non material)
Menggambar bentuk dengan model atau tanpa keduanya tetap harus
menggunakan memperhatikan ketiga kaidah yang telah di contohnya diatas,
dan kaidah lanjutan sebagai tahap penyelesaian akhir atau tahap
finishing.
Kaidah lanjutan meliputi :
- Faktor Complexity
- Faktor Intensity
- Faktor Emphaty (Emphasis)
Faktor Complexity, yaitu berkenaan masalah kerumitan, ketelitian dalam
mengabadikan obyek gambar dimana masing-masing benda mempunyai
karakteristik yang sangat menentukan dalam penampilan khususnya masalah
texture gelap terang benda, atau karakteristik benda.
Seorang
pelukis akan dinilai karyanya berkwalitas apabila dalam menampilkan
hasil lukisan (gambar) dengan Complexitas/ketelitian yang tinggi.
Contoh : gambar dibawah ini menunjukkan kondisi gambar benda yang
mempunyai nilai complexitas/ketelitian yang tinggi dan yang lain tidak.
5. Faktor Intencity : yang dimaksud ialah ketajaman warna atau gelap
terang pada penampilan gambar (lukisan) hingga kesan bayangan
demensinal benda benar-benar nampak, untuk menunjukkan kondisi volume
dari suatu benda atau menunjukkan kesan perspektif dari penataan
benda-benda dalam gambar, untuk mewujudkan hasil gambar / lukisan yang
berkualitas dibutuhkan ketrampilan / kemampuan yang tinggi.
6.
Faktor Emphasis : maksudnya adalah pusat perhatian dari seluruh
rangkaian gambar atau bagian dari gambar/lukisan yang dijadikan focus
pandangan dengan istilah lain dapat disebut Centra of Inters, untuk
mewujudkan hal ini dapat dilakukan dengan jalan memberi warna yang
mencolok (kontras) atau membagi garis arah berlawanan, dan dapat pula
dengan arsir yang intensitasnya tinggi.
2.3. UNSUR-UNSUR SENI RUPA
Yang dimaksud dengan unsur-unsur seni rupa ialah bagian-bagian yang
sangat menentukan terwujudnya suatu bentuk karya seni rupa karena
pemahaman kerangka dari pengertian unsur-unsur inilah maka seseorang
akan mampu membuat karya seni rupa menjadi lebih sempurna, unsur-unsur
seni rupa yang dimaksud adalah :
1. titik 4. bentuk 7. gelap terang
2. garis 5. texture
3. bidang 6. warna
1. Titik : Satu bentuk/tanda yang dibuat dengan satu kali tekan
dengan menggunakan alat tulis/alat lukis, dapat pula dikatakan titik
merupakan suatu bentuk yang paling kecil dari seluruh rangkaian bentuk
yang dibuat dalam pekerjaan menggambarkan/melukis.
2. Garis : Merupakan visualisasi dari kumpulan titik-titik yang bersambung memanjang.
Garis menurut bentuknya ada 6 macam, yaitu : garis lengkung, garis
patah, garis lengkung berganda, garis patah berganda dan garis
melingkar.
Garis menurut fungsi dan sifatnya ada tiga yakni :
-
Garis nyata : yaitu garis yang nampak sebagai perwujudan
bentuk bidang segi tiga, segi empat dan sebagainya yang selanjutnya
garis merupakan elemen pembentuk bidang.
- Garis Semu :
garis yang dibuat untuk menyatakan adanya bentuk bidang namun sebenarnya
garis tersebut tidak ada, misal pada bentuk bidang lengkung.
-
Garis Bantu : garis yang dibuat untuk menunjukkan bahwa garis
tersebut memang benar-benar ada namun tidak nampak, karena tertutup
bidang lain.
Dapat pula garis bantu merupakan garis penunjuk arah atau garis Bantu pembentuk benda : contoh pada teknis gambar perspektif.
Macam-macam garis :
a. Garis lurus c. Garis patah e. Garis patah berganda
b. Garis lengkung d. Garis lengkung berganda f. Garis lingkar
3. Bidang : bidang terjadi karena rangkaian garis-garis dapat
pula dikatakan, garis merupakan awal terjadi, perhatikan gambar-gambar
berikut:
Gambar macam-macam bidang :
Bidang datar terjadi karena rangkaian garis-garis lurus.
Bidang lengkung terjadi karena rangkaian garis-garis lengkung.
Secara kontekstual realitanya bidang itu dibentuk dengan asumsi yang
dapat menimbulkan berbagai kemungkinan akan penafsiran tergantung
konteks dan cara pandangnya, kemungkinan yang dimaksud adalah adanya :
3.1. Bidang negatif :
Apabila bidang itu terbentuk dengan tiga garis atau empat garis dan
dianggap berlubang atau tembus, hingga garis yang dibuat berfungsi
sebagai contur, contoh konkritnya adalah pigora dan kanvas.
3.2. Bidang Positif :
Apabila bidang tersebut terbentuk berjajar dan bersambungan garis-garis
yang banyak, contoh konkritnya adalah keray, bidang yang dibuat dari
bilah bambu yang dirajut.
4. Bentuk : Istilah bentuk muncul
karena menyatunya garis-garis atau bidang-bidang, karena perbedaan
masing-masing garis dan bidang maka muncul pula macam-macam namanya
bentuk benda dua demensi maupun benda tiga demensi. Bentuk yang
digunakan sebagai bagian dari desain, menyangkut dalam dua dimensi atau
benda tiga dimensi.
Bentuk hadir dengan berbagai ragam sifat yang
berwujud dibuat secara matematik atau geometris seperti : elips, segi
tiga, segi empat, oval. Semua bentuk bidang yang dibuat dengan cara
geometris disebut bidang beraturan, secara teknis membuatnya selalu
menggunakan pertolongan lingkaran.
Secara realita keberadaan bentuk
bidang atau benda dua demensi maupun tiga demensi ada dua macam yaitu
bentuk bidang beraturan dan bentuk bidang tidak beraturan, keberadaan
bentuk bidang tersebut mempengaruhi terhadap terjadinya bentuk benda
beraturan dan benda tidak beraturan.
Contoh :
1. Sebuah kubus yang terjadi karena enam bidang bujur sangkar disebut bentuk benda beraturan.
2. Sebuah bentuk benda yang terjadi karena gabungan bidang tidak beraturan.
3. Teksture : yang dimaksud ialah bentuk atau rupa muka yang dapat memberikan cirri khas atau karakteristik suatu benda.
Pembentukannya terjadi dari tiga proses.
1. Proses kimiawi (Chemis)
2. Proses Mekanik (Mesin)
3. (Proses Alami (Proses Alam)
4. Proses cetak (buatan tangan)
1. Teksture Chemis : bentuk permukaan suatu benda yang ditimbalkan oleh adanya bahan-bahan yang senyawa kimiawi.
Misal : Plastik, gelas dan lain-lain yang kesemuanya benda tersebut
tidak bisa dibuat dengan tangan langsung dan juga tidak dengan bantuan
mesin.
2. Teksture dengan proses mekanik :
Bentuk perumbaan
suatu benda yang ditimbulkan dengan jalan bantuan alat yang disebut
mesin, bisa berupa mesin sederhana sampai mesin yang canggih : misal
texture kertas, kulit imitasi ada kertas yang halus, kasar, tekstur
decoratif.
3. Teksture dengan proses alami : suatu bentuk/wujud
permukaan suatu benda yang ditimbulkan oleh gejala-gejala alam, misal :
corak batu yang kita lihat diatas bumi bermacam-macam adanya ada batu
hitam kelam halus ada batu kasar, ada batu permata dll.
Semua itu terjadi karena fenomena alam atau menurut kekuasaan sang pencipta yaitu Tuhan.
4. Tekture proses olah tangan (buatan manusia) menjadi permukaan
suatu benda yang terjadi karena dialah oleh tangan manusia, misal :
dengan digores dengan benda tajam, digosok, atau dicacah dengan benda
runcing.
Kesimpulan :
seni
prinsip seni rupa karya seni rupa 2 dimensi seni rupa 3 dimensi
seni rupa 2 dimensi Prinsip dan unsur seni rupa prinsip dasar seni
rupa gambar 2 dimensi macam-macam garis macam-macam garis dalam seni
rupa unsur seni rupa seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi pengertian
seni rupa 3 dimensi unsur-unsur seni rupa macam macam garis .
0 komentar:
Posting Komentar